Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Tupai yang Jatuh sebelum Meloncat

Helikopter Sialan Aku sibuk mengunyah-ngunyah permen karet dan membentuknya menjadi balon. Di depanku, si Bos sedang berusaha menjelaskan rencana kami dengan bantuan white board dan spidol hitam. Ia menggambar semacam denah di atasnya. Ada juga gambar gedung-gedung yang akan mendukung rencana kami. Gedung pemerintahan (kita sebut saja GP), sebuah hotel bintang lima (kode: H), dan gedung yang menjadi sasaran kami: sebuah kantor pusat bank dengan nasabah terbanyak se-Indonesia (sebut saja, bank). Bank itulah yang menjadi alasan kami empat anak yang baru selesai 17 tahun, sedang menjalani liburan sekolah, berkumpul di kamar si Bos. Kami sedang menrencanakan perampokan bank. Aku tidak bercanda. Itulah kenyataannya. Alasannya? Euh… sebentar, biar kuingat omongan si Dudung kemarin. “Begini Bim, ini ‘kan hanya cara kita untuk membungkam mulut orang tua sialam itu. Kalaupun kita nanti tertangkap, kita bilang saja ini ide dia. Lagipula, mana ada polisi yang percaya kalau ada anak SMA merenc...